Rabu, 02 September 2015

Mahar Yang Cocok Untuk Calon Istri

Kadang calon pengantin pria ingin memberikan yang terbaik untuk calon istrinya, tapi seringnya itu bukan hal yang ia butuhkan, atau setidaknya bukan hal yang ia inginkan. Akhirnya ini menjadi sedikit “mubazir”. Contoh yang paling banyak dijumpai adalah pemberian mas kawin berupa al quran dan perlengkapan sholat. Padahal bisa jadi koleksi calon istri akan al quran dan mukena sudah berlimpah. Lalu untuk apa al quran itu? Banyak yang menggunakannya hanya sebagai pajangan. Nauzubilah.

Oleh karena itu ada baiknya sebelum menentukan mahar kita berdiskusi terlebih dahulu dengan calon istri kita. Meskipun memang ini tidaklah ada kewajiban dan memang semestinya tetap pada prinsip memudahkan dan sesuai dengan kemampuan suami untuk memberikan mahar. 

Mahar semestinya tidak menyusahkan, menuntut sesuatu yang di luar kemampuan seorang laki-laki, dan memang “Sesungguhnya termasuk baiknya wanita itu adalah mudah pinangannya, mudah maharnya, dan mudah rahimnya.” (HR Ahmad). Dalam suatu riwayat ada seorang laki-laki yang meminta bantuan untuk membayarkan maharnya, saat Rosululloh bertanya, laki-laki tersebut menjawab “empat uqiyah” atau setara dengan 4kg perak. Rosululloh pun sempat marah dan berkata “Empat uqiyah? Seolah-olah kamu sedang memahat perak di permukaan gunung ini…” (HR Muslim). Rosululloh marah karena laki-laki tersebut menyiapkan mahar diluar kemampuannya sehingga menyulitkan dirinya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar