Seperti yang dikutip dari The Knot, ada tujuh topik permasalahan jelang pernikahan yang sering dialami oleh pasangan yang akan menikah dan cara mengatasinya.
1. Keluarga
Biasanya masalah yang ditimbulkan keluarga adalah seputar daftar tamu yang terus bertambah, bahkan sang mempelai tidak mengenal orang yang mereka undang. Menurut Tessina, hal ini bisa menimbulkan "prototipe untuk transaksi keuangan masa depan".
Ia menyarankan agar Anda bersikap lebih profesional, katakan pada calon suami," ini daftar tamu keluarga kamu dan biaya yang harus dikeluarkan, ini daftar tamu keluarga saya dan biaya yang akan dikeluarkan. Apa yang dapat kita lakukan untuk membatasi biaya ini?"
2. Keterlibatan calon pengantin pria
Kurangnya keterlibatan pengantin pria, juga sering menuai perdebatan. Menurut Tessina, pria biasanya tidak mengerti atau 'clueless' jika ditanya mengenai masalah dekor atau desain. Tapi bukan berarti Anda jadi mengerjakannya sendiri, sebaiknya cari tahu apa yang ia sukai dan dorong ia untuk berpartisipasi dalam bagian itu.
Pastikan tidak ada masalah yang disembunyikan, seperti Anda memaksa si dia untuk tunduk dengan keputusan yang Anda buat karena hari pernikahan merupakan 'perayaan pihak wanita' atau ia merasa bahwa orang tua Anda atau orang tuanya mengganggu rencana pernikahan.
3. Uang
Kondisinya, Anda ingin membeli gaun pernikahan mahal sedangkan si dia lebih memilih mengalokasikan biaya gaun Anda untuk honeymoon. Walau Anda ingin tampil sempurna di hari pernikahan, menghabiskan uang banyak untuk gaun pernikahan bukanlah hal yang bijaksana.
Gaun pernikahan tidak bisa dinikmati berdua, berbeda dengan acara bulan madu, dimana semua pihak merasakan kesenangannya. "Saat membahas mengenai masalah uang, duduklah bersama dan bersikap seperti orang dewasa, cari jalan keluar bersama-sama," ujar Tessina.
4. Adat
Perbedaan adat dan tradisi keluarga adalah salah satu masalah jelang pesta pernikahan yang paling sering diahadapi. Dr. Patrick Gannon, psikolog menjelaskan jika topik sensitif ini diatasi dengan tenang dan rajin berdiskusi maka Anda akan mendapatkan kesempatan untuk lebih mengenal dengan baik pribadi calon pasangan Anda dengan mengetahui apa saja yang menjadi tradisinya, begitu juga sebaliknya."
5. Teman
Si dia memilih teman mainnya sebagai 'best man', sayangnya Anda tidak suka dengan temannya itu karena memiliki perilaku yang buruk. Sekarang bukan saat yang tepat mempermasalahkan hal-hal seperti ini, jika si dia memilih temannya itu sebagai 'best man', berarti mereka memiliki ikatan yang cukup kuat. Daripada menolak permintaan si dia lebih baik minta pertolongan kepada kakak atau teman pria untuk 'menjaga' perilaku teman si dia.
6. Perjanjian pranikah
"Menikah saja belum, mengapa dia peduli terhadap perencanaan perceraian?", kira-kira hal itulah yang ada dipikiran Anda ketika si dia mengajak berdiskusi mengenai perjanjian pranikah. Tapi menurut para ahli, hal ini justru memberikan keuntungan bagi Anda dan hubungan pernikahan Anda di masa depan nanti.
"Ini merupakan cara lain untuk membahas masalah keuangan sebelum adanya komitmen. Tentu saja, perjanjian pranikah tidak hanya sekedar masalah uang saja. Perjanjian ini sangat berguna bagi pasangan yang sering alami masalah emosional, ini semua hanya untuk berjaga-jaga," jelas Patrick Gannon.
7. Masa lalu
Si dia masih menjalin hubungan baik dengan sang mantan, dan ingin mengundangnya pada acara pernikahan. Anda kurang setuju akan hal itu. Menurut Tessina, Anda harus menghadapinya dengan sikap dewasa. "Anda sudah memenangkan 'pertempuran' ini, dia telah memilih Anda sebagai istri. Jangan kacaukan pernikahan dengan sikap cemburu. Ada baiknya Anda berteman dengan sang mantan, mungkin saja ia adalah wanita yang baik. Jika masih merasa tidak aman dengan hal itu, mungkin Anda harus memikirkan kembali pernikahan Anda, mungkin Anda belum siap," jelasnya.
Salam cincin pernikahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar